Senin, 20 Oktober 2008

Teknologi Mikrobiologi untuk Merhabilitasi Lahan Bekas Tambang

Jenis penegelolaan tambang yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan rata-rata dilakukan dengan tehnik penambangan terbuka (open pit). Pengelolaan tambang seperti ini tahapan awalnya adalah membuka lahan (land clearing), lalu mengupas tanah pucuk (stripping top soil) dan mengupas dan menimbun tanah penutup (over burden stripping) hingga kemudian mulai membersihkan dan menambang batu bara.

Pengelolaan lahan tambang seperti ini selain harus mengganggu lahan juga dapat menimbulkan erosi tanah, polusi debu, suara dan air serta hilangnya keanekaragaman hayati. Salah satu dampak yang nampak jelas dari tambang terbuka adalah berkurangnya bahkan hilangnya lapisan top soil yang banyak mengandung unsur hara sehingga tanah tidak lagi subur dan tidak dapat ditanami.

Namun, dalam perkembangannya sebuah cara untuk mereklamasi lahan tersebut telah ditemukan yaitu dengan teknik inokulasi mikoriza ke dalam sistem pengakaran tumbuhan. Mikoriza atau Mycorrhiza adalah asosiasi antara jamur (mykes=miko=jamur), dengan akar (rhiza=riza=akar) akar pohon tinggi. Istilah ini pertama kali ditemukan oleh A.B. Frank pada tahun 1885.

Aplikasi teknologi ini pada dasarnya adalah menanam tumbuhan yang dapat tumbuh cepat yang telah "disuntikkan" mikoriza. Penggunaan mikoriza sendiri dimaksudkan untuk meningkatkan kesuburan tanah yang sebelumnya telah berkurang atau hilang akibat penggalian. Teknologi ini telah diujicobakan di lahan bekas tambang PT Adaro Indonesia di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Pada tambang tersebut mikoriza disuntikkan dengan 2 jenis tumbuhan yaitu eucalyptus yang bersimbiosis dengan mikoriza jenis ectomycorrhiza atau arbuscular mycorrhiza dan sengon yang bersimbiosis dengan mikoriza jenis arbuscular mycorrhiza atau rhizobium.

Selain menggunakan mikoriza, menurut Irnayuli Sitepu seorang ahli bakteri menyatakan bahwa untuk merintis vegetasi lahan tandus bekas tambang dapat pula menggunakan teknologi pemanfaatan bakteri, misalnya dengan jenis bakteri thiobacillus desulfurikans yang dapat membantu menurunkan kandungan sulfur sehingga tidak terakumulasi.


Source : http://ads2.kompas.com/layer/adaro/index.php/news/read/186/Teknologi%20Mikrobiologi%20untuk%20Merhabilitasi%20Lahan%20Bekas%20Tambang



Tidak ada komentar: